
SMK NU 1 Kedungpring Mengucapkan Selamat Memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023
Kalen, Kedungpring 1 Juni 2023
“Lahirnya Pancasila” sebenarnya merupakan judul pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang badan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Dalam pidato itu, Bung Karno menyampaikan gagasan tentang dasar negara Indonesia, yang kemudian dinamai Pancasila.
Pancasila disahkan secara resmi pada tanggal 18 Agustus 1945, satu hari setelah proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia.
Dan pada 2016, Presiden Joko Widodo alias Jokowi menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, serta dinyatakan sebagai hari libur nasional.
Tahun ini, Harlah Pancasila 2023 mengangkat tema “Gotong royong membangun peradaban dan pertumbuhan global”.
Tata Pedoman pelaksanaan upacara harlah pancasila oleh kemendibudristek :


Sambutan Mendikbudristek pada Hari Lahir Pancasila
Nah, berikut ini sambutan lengkap Mendikbudristek pada Hari Lahir Pancasila 2023:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu, Namo budaya,
Salam kebajikan, Rahayu,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Atas karunia-Nya, kita dapat berkumpul pada hari ini untuk memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023 dalam keadaan sehat walafiat.
Ibu/Bapak yang saya hormati,
Menjelang kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, tepatnya pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, para pendiri bangsa dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) menyepakati bahwa Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia.
Dalam menyusun ideologi negara bangsa yang majemuk, Pancasila digali dari nilai luhur budaya bangsa di nusantara dan memiliki makna yang dinamis dan universal.
Sebagai sebuah ideologi, Pancasila juga merupakan sebuah prinsip dalam menyelenggarakan pemerintahan Indonesia di segala zaman.
Pancasila, hingga saat ini, tetap relevan di tengah dinamika. Prinsip-prinsip Pancasila perlu kita jaga dalam seluruh aktivitas negara.
Di tengah padatnya kegiatan dalam melaksanakan tugas, mari kita sejenak berefleksi dan memahami filosofi yang menjadi nyawa negara Indonesia.
Pancasila mengandung 5 (lima) nilai universal dasar, yakni:
Ketuhanan.
Dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan, kita harus melihat dari aspek spiritualitas yang selaras dengan budaya bangsa Indonesia.
Misalnya, Kemendikbudristek berkomitmen untuk menjamin hak-hak seluruh peserta didik untuk mendapatkan pendidikan agama/spiritualitas yang selaras dengan keimanannya, termasuk memberikan hak-hak pendidikan spiritualitas bagi penghayat kepercayaan.
Kita juga bertugas dalam menjaga, memelihara, dan meneruskan warisan kebudayaan yang di dalamnya sarat dengan makna ketuhanan yang lekat dengan kehidupan masyarakat kini dan lampau.
Kemanusiaan.
Kita harus mengangkat derajat manusia dan mengutamakan harkatmartabat manusia dalam kebijakan dan pelaksanaan program-program negara.
Dalam hal ini, Kemendikbudristek telah membuka akses pendidikan sebesar-besarnya agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pendidikan terbaik, termasuk bagi masyarakat tidak mampu melalui berbagai bentuk kebijakan dan bantuan sosial.
Kemendikbudristek juga membuka kesempatan bagi para pengungsi dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia untuk bersekolah, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Kebinekaan.
Indonesia mencakup seluruh pulau dan suku bangsa, perlu melihat kemajemukan tersebut sebagai satu kesatuan. Kemendikbudristek menyusun Kurikulum Merdeka untuk membuat pembelajaran lebih relevan dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, Kemendikbudristek juga berupaya untuk mendorong interaksi dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai program pendidikan dan kebudayaan.
Kemendikbudristek juga berupaya membuat lingkungan kerja, sekolah, dan masyarakat agar menjunjung rasa saling menghormati dengan segala keanekaragaman yang ada.
Demokrasi.
Indonesia perlu membekali anak-anak kita untuk mampu berinteraksi, bersuara, dan berpendapat untuk mengemukakan pemikirannya.
Selaras dengan nilai demokrasi, pendidikan Indonesia juga ditransformasikan sedemikian rupa untuk mengurangi pembelajaran satu arah dan meningkatkan diskusi dalam pembelajaran.
Keadilan sosial.
Negara harus memperlakukan siapa pun secara setara, tanpa pandang bulu, termasuk memastikan akses pendidikan yang inklusif gender dan difabel.
Kemendikbudristek juga turut berupaya dalam membuka kesempatan bersekolah yang setara bagi siapa saja, terlepas dari latar belakang sosial-ekonomi melalui kebijakan bantuan sosial dan program-program afirmasi lainnya.
Semoga bermanfaat...
#mediacentersmknu1kedungpring
#smknu1kedungpring
#harlahpancasila