WORKSHOP PENYUSUNAN ASESMEN SMK NU 1 KEDUNGPRING
Kedungpring, 5 September 2023 telah diadakan Workshop Penyusunan Asesmen di SMK NU 1 Kedungpring. Dalam rangka pelaksanaan Kurikulum Merdeka Tahun Pelajaran 2023/2024 SMK NU 1 Kedungpring mengadakan Workshop. Salah satunya adalah Workshop Penyusunan Asesmen. Yang mana Asesmen merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran . Nara sumber adalah Bapak Setio Wawan Adiatma, SH, M.Pd (Wakil Ketua PGRI SLCC Provinsi Jawa Timur). Workshop ini dibuka oleh Bapak Muhammad Bahtiar Adityas, S.Kom, MM selaku Kepala SMK NU 1 Kedungpring. Peserta dari seluruh Pendidik SMK NU 1 Kedungpring sangat antusias .karena dengan berbagai metode pneyampaian sehingga peserta mengikuti dengan seksama dan dilanjutkan dengan diskusi yang berisi mengenai asesmen .Dari hasil workshop dapat disimpulkan salah satunya adalah model asesmen kurikulum merdeka.
Model asesmen kurikulum merdeka memiliki beberapa model yang dapat pendidik implementasikan dalam proses pembelajaran, yang meliputi asesmen dignostik, asesmen formatif, dan juga asesmen sumatif. Berikut merupakan deskripsi model-model dari asesmen pada kurikulum merdeka belajar yang dapat menjadi referensi bacaan bagi pendidik.
1. Model Asesmen
Diagnostik
Asesmen diagnostik
merupakan asesmen
kurikulum merdeka yang secara spesifik berguna dalam rangka
melakukan identifikasi terhadap kompetensi, kekuatan, dan juga kelemahan
peserta didik, sehingga pendidik dapat merancang pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dan juga kondisi dari peserta didik.
Peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal
berdasarkan hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara
khusus. Pada implementasinya, salah satu model asesmen kurikulum merdeka ini,
bisa pendidik selenggarakan pada awal tahun ajaran, kemudian pada awal lingkup
materi, pada awal pembelajaran, ataupun sebelum menyusun pembelajaran secara
mandiri.
Model asesmen diagnostik terdiri dari asesmen diagnostik non kognitif yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologi dan sosial emosi peserta didik,
gaya belajar, aktivitas peserta didik selama belajar dirumah, serta kondisi
keluarga peserta didik.
Selanjutnya terdapat asesmen diagnostik kognitif yang bertujuan untuk
mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik, menyesuaikan pembelajaran
dikelas dengan kom petensi rata-rata peserta didik, memberikan kelas remedial
atau pelajaran tambahan pada peserta didik yang nilainya berada pada rata-rata
bawah.
Dalam penyusunannya, asesmen diagnostik memiliki beberapa teknik yang meliputi
tes terlulis, wawancara, observasi, dan juga praktik. Instrumen asesmen
dignostik terdiri dari instrumen soal tes tertulis, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan juga pedoman penilaian praktik.
2. Model Asesmen
Formatif
Metode penilaian
digunakan untuk menilai pemahaman siswa, kebutuhan belajar, dan kemajuan dalam
proses pembelajaran. Penilaian formatif memantau pembelajaran siswa dan
memberikan umpan balik yang teratur dan berkelanjutan. Bagi siswa, penilaian
formatif bertujuan untuk membantu siswa mengidentifikasi kekuatan dan untuk
pengembangan.
Bagi guru dan sekolah, penilaian formatif dimaksudkan untuk memberikan
informasi tentang tantangan yang dihadapi siswa selama pembelajaran berbasis
proyek sehingga dukungan yang memadai dapat diberikan. Penilaian formatif dapat
diberikan oleh guru, teman atau diri sendiri.
Model asesmen formatif pada kurikulum merdeka belajar berguna bagi pendidik
dalam hal mengawasi pembelajaran dari peserta didik, memastikan perkembangan
peserta didik, serta mengecek pemahaman peserta didik.
Selain bermanfaat bagi pendidik, model asesmen ini juga bermanfaat bagi peserta
didik dalam hal melakukan evaluasi pembelajaran terhadap diri sendiri,
membangun pengetahuan, melakukan identifikasi kekuatan serta kelemahan, juga
dapat meningkatkan kemampuan diri.
3. Model Asesmen Sumatif
Metode evaluasi
atau asesmen
kurikulum merdeka ini dapat pendidik lakukan pada akhir
pelajaran. Penilaian sumatif seringkali dinilai tinggi karena mempengaruhi
nilai akhir siswa, sehingga siswa sering diberikan preferensi daripada
penilaian formal.
Umpan balik dari penilaian akhir (ringkasan) ini dapat digunakan untuk mengukur
kemajuan siswa untuk memandu guru dan sekolah dalam merancang kegiatan mereka
untuk proyek berikutnya.
Manfaat model asesmen kurikulum merdeka belajar yang berupa asesmen sumatif
dapat bermanfaat bagi pendidik yang meliputi membantu pendidik dalam melakukan
pengukuran terkait apakah peserta didik telah memenuhi capaian pembelajaran
ataupun sejauh mana peserta didik telah mencapai akhir dari unit pembelajaran,
kemudian juga dapat meningkatkan proses pembelajaran selanjutnya.
Asesmen sumatif juga berguna pada peserta didik, yakni dalam hal memahami
performa di akhir unit pembelajaran, memahami apakah dirinya sudah memenuhi
capaian pembelajaran dan sejauh mana sudah mencapai akhir dalam unit
pembelajaran.
Selain itu untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun soal juga
disisipkan cara Penyusunan Soal HOTS oleh Narasumber ( Bapak Setio Wawan
Adiatma, SH, M.Pd). Beliau menyampaikan bahwa tingkat kesulitan dan proses
berpikir merupakan 2 hal yang berbeda, maka jangan disamakan. "Soal yang
mengukur ingatan bisa mudah dan bisa sulit, begitu juga dengan berpikir tingkat
tinggi bisa mudah dan bisa juga sulit. Dua hal yang harus digarisbawahi: Soal
HOTS tidak selalu sulit, soal mengingat tidak selalu mudah. Soal berbasis HOTS
tidak selalu lebih sulit dari soal mengingat", ungkapnya. Selain itu,
Bapak Setio Wawan Adiatma, SH, M.Pd menjelaskan tentang latar belakang, konsep
penilaian, karakteristik soal HOTS, langkah-langkah menyusun soal HOTS, prinsip
penyusunan instrumen soal HOTS, serta memberikan contoh soal HOTS. Semoga
dengan mengikuti workshop ini dapat menambah wawasan kita dalam membuat soal
HOTS
Demikian kegiatan
Workshop Penyusunan Pembelajaran dan Asesmen
Semoga bermanfaat
Penulis adalah Peserta
Workshop
Wakasek Kurikulum SMK NU
1 Kedungpring
Linawati, S.Kom